Home » » Mobil Berbahan Bakar Air ?

Mobil Berbahan Bakar Air ?

Written By ThoLe on Senin, 29 November 2010 | 15.10

Oleh :  Pudji Untoro
Mobil masa depan telah mulai dipikirkan oleh para peneliti di berbagai Negara dengan bebarapa teknologi alternatif mulai dari hemat bahan bakar, dengan sel bahan baker sampai dengan ide langsung berbahan bakar air. Ada dua kelompok kepentingan yang saat ini masing-masing bersikeras untuk mempertahankan idiologi dan kepentingan masing-masing. Kelompok konvensional ingin mempertahankan eksistensinya untuk tetap mempertahankan teknologi yang ada saat ini baik berbahan bakar bensin maupun solar, sehingga hanya mengembangkan teknologi-teknologi yang akan dapat disubstitusikan pada sistem yang telah ada misalnya menambahkan bahan aditif tertentu pada bahan bakar yang ada atau merubah disain mesin/komponen mesin untuk meningkatkan efisiensi proses pembakaran. Kelompok idealis yang terpisah sendiri mengembangkan mobil berbahan bakar inovasi baru seperti air secara langsung masih banyak mempunyai kendala baik secara teknis maupun politis makro yang mau tidak mau harus menjadi pertimbangan para penggagasnya. Kelompok yang diinisialisasi oleh seorang Professor Stanley Mayer yang telah mengorbankan nyawanya untuk cita-cita sebagai seorang idealis yang banyak dimusuhi banyak kepentingan. Menurut ceitanya Stanley Mayer mati secara mendadak disebuah rumah makan yang kemungkinan disebabkan adanya racun yang masuk ke tubuhnya. Mungkin kalau dianalogikan dengan perkembangan peristiwa seperti terjadi pada kasus Munir di Indonesia yang juga belum jelas siapa dan dengan maksud apa semua itu dibalik sebuah kematiannya seperti seorang Stanley Mayer. Informasi dari berbagai sumber melalui internet bahwa Stanley Mayer telah membuat prototipe sebuah mobil yang berbahan bakar air yang siap digunakan, namun mungkinkah sebuah mobil yang konsepnya lain sama sekali diproduksi pada saat itu yang akan melawan arus kepentingan sangat besar yaitu suatu industri otomotif dan Negara kaya minyak seluruh dunia yang sangat tergantung pada bahan bakar konvensional minyak baik solar maupun bensin.    


Mobil Hemat Bahan Bakar   
Penghematan bahan bakar diusahakan dengan berbagai teknik mulai dengan menambahkan bahan aditif, mengefisiensikan sistem pembakaran dengan cara modifikasi mesin, maupun dikembangkannya komponen-komponen baru secara elektrik maupun dengan teknologi magnet yang dipasang pada saluran masuknya bahan bakar agar lebih efisien dalam pemakaiannya. Dengan memasukkan cairan atau dalam bentuk tablet yang terlarut dalam bahan bakar untuk memperbaiki kualitas bahan bakar yang digunakan misalnya cairan penambah oktan ataupun aditif lain yang akan mengubah rantai molekul bahan bakar menjadi lebih pendek dan selalu dimasukkan dalam jumlah tertentu kedalam bahan bakar yang akan digunakan.
Metode lain yang sudah dikenal sejak akhir 1970-an dan masih terus berkembang dengan berbagai varian adalah teknologi elektrik atau magnet. Ada yang digunakan untuk dua keping magnet yang saling tarik, ada yang justru memanfatkan gaya tolak-menolaknya. Ada pula yang tidak langsung memakai magnet, tetapi logam yang secara elektrik berproses seperti magnet. Magnet yang digunakan dipasang pada saluran bahan bakar untuk menyatuarahkan molekul bahan bakar sehingga mempercepat gerakannya yang akan menyempurnakan proses pembakaran. Teknologi lain adalah dengan meningkatkan kualitas udara yang masuk ke ruang bakar, dengan meletakkan peranti di kotak filter udara. Teknologi ini juga dikembangkan sejak 1970-an dan diklaim bisa meningkatkan atomisasi dan turbolensi sehingga meningkatkan pembakaran. Ada lagi peranti yang dibuat untuk meningkatkan turbolensi ke dalam ruang bakar. Turbolensi memang menjadi semacam keharusan untuk mesin-mesin modern. Tujuannya mempercepat pembakaran campuran bahan bakar dan udara pada saat yang tepat.
Teknologi lain yang sama sekali baru saat ini juga masih dikembangkan dengan menggunakan suara frekuensi tinggi baik untuk memotong ikatan-ikatan rantai karbon yang panjang maupun pemanfaatan kavitasi yang timbul akibat pengaruh frekuensi tinggi pada bahan baker tersebut.  Teknologi ini masih terus disempurnakan dan penulis sendiri sebagai koordinator yang masih terlibat dalam penelitian dan pengembangan tersebut.
Semua teknologi tersebut masih memerlukan pengujian yang panjang di lapangan untuk memperoleh jaminan kepercayaan pengguna karena banyaknya factor yang dapat mempengaruhi penghematan bahan baker yang digunakan misalnya cara mengendarai, kondisi jalan, cuaca, kemacetan maupun standar kualitas bahan baker yang digunakan yang akan berdampak pada jumlah pemakaian bahan bakar. Oleh karena itu implementasi suatu teknologi baru diperlukan suatu upaya yang panjang baik untuk sosialisasinya maupun penerimaannya di lapangan.


Air Sebagai Bahan Bakar
Air merupakan bentuk molekul sangat sederhana yang terdiri dari elrmen H dan O yang membentuk H2O menjadi sebuah zat yang sangat unik baik dalam bentuk maupun sifatnya. Sebagai bahan baker air hanya mungkin dalam bentuk gas yang akan dibakar dan berubah menjadi air kembali atau langsung dalam bentuk panas yang dapat dikonversikan menjadi tenaga. Dalam bentuk gas H2 dan O2 akan dapat direaksikan kembali melalui suatu membrane padat menjadi air dengan kelebihan elektronnya dapat dimanfaatkan sebagai symber energi dengan suatu teknologi yang dikenal dengan sel bahan bahan baker (fuel cell). Dengan fuel cell maka sumber gas hydrogen merupakan problematika teknologi saat ini yang harus dipecahkan oleh berbagai penelitian di dunia yang dimulai dari bagaimana dapat memproduksi gas hydrogen dengan murah, bagaimana penyimpanannya yang aman dan bagaimana implementasinya langsung pada teknologi fuel cell yang telah ada dalam realisasinya.
Stanley Mayer mencoba pendekatan konsep yang berbeda dengan cara mengelektrolisa air menjadi gas HHO yang secara langsung dapat dibakar dalam sebuah motor untuk kendaraan bermotor. Dengan mengoptimasikan proses elektrolisa menjadi lebih ekonomis sehingga penggunaan energi untuk proses elektrolisa jauh lebih kecil dibandingkan energi yang dihasilkan untuk digunakan. Hal tersebut hanya mungkin apabila penggunaan energi awalnya dalam bentuk frekuensi. Penelitian kearah hal tersebut masih terus dilakukan dibeberapa Negara walaupun banyak para peneliti bergerak secara mandiri (privat) diluar institusi formal yang ada saat ini.
Idealisme Mayer memang beralasan karena melalui resonansi frekuensi yang tepat untuk melepaskaan ikatan atom H dan O, maka akan dihasilkan gas HHO yang bisa dibakar secara langsung untuk dimanfaatkan energinya. Persoalanya secara teknis bagaimana bisa membuat proses elektrolisanya seekonomis mungkin sebagai masukan sebanding dengan pemakaian gas (keluaran) yang dibutuhkan untuk menggerakkan mobil atau bagaimana menyimpan gas tersebut sehingga dapat digunakan dalam proses kontinyu selama mobil digerakkan. Persoalan lain yang terkait dengan keselamatan penumpang merupakan persoalan besar yang masih harus dijawab oleh para peneliti saat ini sehingga dapat langsung diimplementasikan sebagai system utuh yang aman sebuah mobil berbahan bakar air.
Sebuah idealisme tentunya akan dapat direalisasikan di lapangan apabila semua “stake holder“ dilibatkan dalam suatu program sinergi yang menguntungkan semua pihak tanpa ada pihak yang merasa dirugikan, sehingga implementasi teknologi baru akan menjadi lancar dan mulus tanpa ada korban baru lagi seperti Stanley Mayer yang mungkin akibat adanya benturan besar kepentingan yang akan merugikan pihak tertentu. Langkah-langkah aman banyak dilakukan para peneliti amatir dengan teknologi yang dapat diakses semua orang, mulai dengan elektrolisa vortex, elektrolisa pulsa dan kombinasi ultrasonic dll., sehingga suatu saat akan muncul teknologi yang dikuasai dan menjadi milik public, tanpa adanya ketakutan menjadi korban seperti halnya Stanley Mayer.
sumber :disini

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Xteknologi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger