Trend biofuel diserang pekan lalu di International Energy Forum di Roma. Dipersalahkan oleh orang dalam industri karena menyebabkan karena baru-baru ini melahirkan krisis pangan , bahan bakar alternatif yang terbuat dari tanaman - terutama butir - telah dikenakan dari tumbuh melahirkan yang banyak pujian sebagai obat mujarab dalam memerangi pemanasan global. Meskipun komentar ini tidak disukai oleh sekelompok CEO pekerja minyak dan kebijakan pemerintah, hal ini seharusnya tidak perlu dikeluhkan. Semakin banyak yang menunjukkan penggunaan biofuel seperti etanol, setidaknya banyak energi membantu pengurangan pemakaian minyak bumi sebagai bahan bakar, dan realokasi lahan pertanian untuk tanaman bahan bakar menyebabkan beban pada pasar pangan global.
Tetapi kenyataannya biofuel ini dijadikan kambing hitam dan dipersalahkan karena dengan skala yang besar membuat goyahnya pertahanan pangan. Pemakaian bahan-bahan makan ini menimbulkan kekurangan akan bahan pangan. Di negara-negara berkembang sering terjadi demonstrasi karena pemakaian bahan pangan ini menjadi bahan bakar. Tapi ini semua tidak bisa diingkari penggunaannya. Tinggal bagaimana pemerintah sendiri dalam membatasi pemakaian bahan pangan menjadi bahan bakar.
Disisi lain adalah perkembangan lahan untuk penanaman bahan pangan dan bahan untuk biofuel yang sangat besar. Di negara-negara yang mempunyai tanah lahan gersang, berlomba-lomba membuat lahan ini dengan tanaman yang mampu hidup, seperti penanaman tanaman bunga matahari yang kiat pesat perkembangannya.
Sumber google
Posting Komentar